Don't ever Blame Others
Jangan Pernah Salahkan Orang lain dan Lingkungan di sekitar Anda.
Sebelumnya saya beberapa kali mendapat curhatan dari alumni dan sahabat yang saat ini sudah menjadi trainer / instructor di bidang hipnoterapi/NLP, mereka rata-rata mengeluhkan hal yang sama, yaitu:
KURANG LARIS.
Dan sebagai seorang coach, saya selalu menanyakan hal yang sama, "Menurut Analisis Anda, Apa yang membuat hal terjadi?"
dan Rata-Rata memberikan jawaban:
1. Calon Peserta mengeluhkan "MAHAL" atau tidak ada uang.
2. Daya Minat Masyarakat sedikit.
3. Waktunya tidak cocok dengan calon peserta.
4. Ditolak karena dianggap tidak lagi butuh.
Bahkan kemarin saya melihat ada teman yang rela banting harga, namun yang daftar tidak ada juga. Mengapa Hal ini terjadi?
Sebelum saya menjawabnya, saya ingin sharing dimana dalam 2 minggu promosi secara intensif saja, peserta Workshop Certified NLP Practitioner mendaftar mencapai 21 orang dengan Harga Investasi Workshop sebesar Rp 2,5juta.
Lebih Mahal!
Bahkan saya baru juga melihat senior saya, Pak Hingdranata di hari yang sama baru saja menyelesaikan Workshop Master Practitioner dengan harga Rp23,5juta ++, Peserta yang hadir juga sekitar 20 orang.
Lebih Mahal dari saya, tapi Laris juga.
Apa yang membuat sebuah Training mau diikuti orang?
Jawabannya adalah terletak pada "NILAI TAMBAH", yaitu Nilai Tambah Produknya dan Nilai Tambah Trainer/Pembicaranya.
Mungkin untuk Nilai Tambah Produknya tidak akan saya jelaskan, karena sebagai Trainer tentunya tahu Nilai Tambah Produk/Jasa yang dijualnya.
Berikut ini statistik peserta kelas NLP saya kemarin:
1. Jujur saja, sekitar 50% jumlah peserta Training saya kemarin adalah Peserta yang sudah pernah ikut di salah satu kelas saya yang lain. Artinya mereka Puas dengan Jasa yang saya berikan sebelumnya di kelas yang berbeda. Kualitas Trainer bukan hanya sebatas banyaknya sertifikat yang didapatkan, tetapi pengalaman yang didapatkan oleh Peserta juga.
2. 30% sisanya merupakan referal, artinya mereka tertarik mengikuti pelatihan saya karena referensi orang lain. Dipromosikan oleh orang lain jauh lebih efektif daripada dipromosikan oleh orang sales sendiri. Ini disebut Kekuatan Pemasaran MLM (Mulut Lewat Mulut).
3. 20% sisanya adalah orang-orang baru yang mendapatkan iklan dari saya, atau berasal dari komunitas dan semuanya sudah mencari info matang2 terlebih dahulu sebelum memutuskan ikut.
Mau Mencari Nilai Tambah Anda?
Silakan Jawab pertanyaan ini:
1. Mengapa mereka harus memilih anda ketimbang orang lain?
2. Apa kelebihan Diri Anda yang memungkinkan peserta melihat diri Anda spesial?
3. Apa yang perlu anda perbaiki untuk kedepannya?
SIKAP PEMBELAJAR!
Jujur saja, saya juga awalnya "SADAR DIRI" dimana merasa diri saya kurang bagus. Namun seiring waktu (hingga saat ini dan seterusnya), saya selalu mengevaluasi diri, dan terus melatih diri menjadi lebih baik. Saya selalu rutin untuk berinvestasi membeli buku, mengikuti training/workshop yang bisa menambah skill dan kompetensi saya.
Saya selalu belajar! Bagaimana dengan Anda?
Mindset perlu diubah.
Pola Pikirnya seperti ini, jika saya dalam mengeluarkan senilai Rp2,5juta saja tidak bersedia untuk sebuah Training yang saya perlukan, bagaimana mungkin saya bisa mengajak orang lain untuk memiliki mindset agar mau menginvestasikan uangnya untuk mengikuti training saya dengan harga serupa?
Ubah Mindset dulu ya.
Tak Cuma belajar, tapi dipraktekkan!
Setelah Belajar, apakah langsung menjdi Ahli? tentu tidak, harus dipraktekkan terlebih dahulu dan diulang-ulang sampai menjadi ahli.
High Impact!
Peserta akan puas jika training tersebut membawa perubahan yang signifikan dalam kebaikan dalam hidupnya.
Makanya sebagai seorang Trainer, saya juga mengembangkan kompetensi saya sebagai seorang coach, yang bermanfaat membantu para alumni yang ingin dibantu menjadi lebih baik (seperti makin hebat skill & performancenya, dan bisa mencapai goal/targetnya). Mereka bukan diterapi namanya, tapi di coaching😊
Karena itu sebagai seorang Trainer kudu penting belajar menjadi seorang Coach juga. Selain itu, Hal ini ju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar